Sebuah artikel yang cukup menarik kita simak sebagai seorang pembina sekaligus anggota pramuka. Artikel yang berjudul "Implementasi Kurikulum 2013: Yang Wajib itu Mendirikan Gugusdepan" yang ditulis dan diposting di http://pramuka.or.id pada tanggal 15 Ags 2013 - 06:19:27.
Para pengurus kwartir (andalan tingkat nasional, daerah, cabang dan ranting) bertekad terus mendarmabaktikan dirinya untuk kemajuan Gerakan Pramuka. Tekad itu diucapkan dalam acara Ulang Janji yang diadakan di jajaran kwartir daerah dan cabang di Tanah Air pada Selasa (13/08/2013) petang lalu. Acara sakral ini selalu dilakukan satu hari sebelum peringatan Hari
Ulang Tahun Gerakan Pramuka yang jatuh setiap 14 Agustus
“Demi
kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong sesama hidup, dan ikut serta
membangun masyarakat, serta menepati Dasadarma,” demikian Trisatya yang
diucapkan para pembina, pelatih dan andalan di seluruh Indonesia saat
Ulang Janji.
Satu
pekan sebelumnya, ribuan pramuka penggalang, penegak dan pembina di
daerah-daerah membantu petugas selama arus mudik Lebaran 2013. Mereka
membantu warga lanjut usia dan anak-anak naik ke kereta api, bus dan
kapal. Ada pula yang menjadi asisten tim kesehatan atau Dinas
Perhubungan. Sementara itu, adik-adik Satuan Karya Pramuka Bhayangkara dan Wirakartika membantu polisi mengatur lalu lintas. Program Karya Bakti Lebaran ini sudah berlangsung sejak 15 tahun lalu.
Puncak
peringatan HUT Gerakan Pramuka yang ke-52 kali ini berlangsung di
lapangan Pusdiklatnas Cibubur, Jakarta Timur pada Rabu (14/08/2013)
petang. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Majelis
Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka menjadi Pembina Upacara. Peserta
upacara adalah pramuka penggalang dan penegak utusan Kwartir Daerah
Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
Termasuk di dalamnya 20 penggalang, Pasukan Pangeran Jayakarta, Kemayoran, Kwarcab Jakarta Pusat dan 20 penggalang Pasukan
Prabu Siliwangi, Kwarcab Depok. Adik-adik usia 11-15 tahun itu adalah
anak jalanan yang aktivitas sehari-harinya di Kemayoran dan Depok. Sejak
empat tahun lalu, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mendampingi dua pasukan anak jalanan
itu dalam program Ticket to Life (TTL). Program ini diinisiasi oleh
Asia Pacific Region (APR) World Organization of the Scout Movement.
Latihan pramuka Pasukan
Pangeran Jayakarta diadakan di SDN Kebon Kosong 10, Kemayoran, Jakarta
Pusat setiap Ahad. Jumlah anggota saat ini ada 16 penggalang putera dan
16 penggalang puteri. Sementara latihan Pasukan Prabu Siliwangi diadakan di SMP Negeri 3 Terbuka, Kwartir Ranting Sukmajaya, Kota Depok dengan anggota berjumlah 35 penggalang.
Peserta
upacara HUT Gerakan Pramuka ke-52 lainnya adalah utusan Satuan Karya
(Saka) Bakti Husada, Wanabakti, Taruna Bumi, Bhayangkara, Dirgantara,
Bahari, Kencana, dan Wirakartika. Selain itu juga 100 pramuka penggalang berkebutuhan khusus (tuna rungu) utusan Kwarda Jakarta. Mereka juga akan memperagakan tarian Nusantara bersama rekan-rekan lainnya.
Tema Hari Pramuka ke-52 kali ini adalah Wujudkan Bangsa yang Berkarakter dan Bermartabat Melalui Gerakan Pramuka. Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Azrul Azwar menjelaskan
pendidikan kepramukaan sebagai salah satu pilar pendidikan kaum muda
Indonesia dituntut untuk dapat lebih berkontribusi secara nyata dalam
hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara. “Termasuk dalam
menyelesaikan masalah kaum muda,” ujar Kak Azrul.
Menurutnya,
ada tiga milestone keberhasilan Gerakan Pramuka dalam kurun waktu tujuh
tahun terakhir ini. Pertama, pencanangan Program Revitalisasi Pramuka
oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2006. Implikasi
dari hal itu adalah pembaharuan sistem pendidikan kepramukaan, kurikulum
baru, sistem akreditasi Gudep, serta sertifikasi dan lisensi para
Pembina.
Kedua,
terbitnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
Aturan ini memperkuat legalitas Pramuka di Indonesia. Ketiga, masuknya
pendidikan kepramukaan ke dalam Kurikulum 2013 sebagai ekstrakurikuler
wajib. Khusus untuk milestone yang ketiga ini, Gerakan Pramuka dapat
memahami sepenuhnya latar belakang rencana menjadikan pendidikan
kepramukaan sebagai mata pelajaran ekstrakurikulur wajib.
Permasalahan
yang dihadapi oleh kaum muda Indonesai pada saat ini memang telah
sangat mengkhawatirkan. Hanya saja disesuaikan dengan kebiasaan yang
berlaku secara internasional, kata Kak Azrul, Gerakan
Pramuka lebih menekankan tidak pada ketetapan wajibnya saja, melainkan
bagaimana secara bersungguh-sungguh menggalakkan pendidikan kepramukaan
di sekolah. Untuk ini seyogiyanyalah yang diwajibkan bukan mengikuiti
pendidikan kepramukaan disekolah, melainkan mendirikan Gugusdepan
Gerakan Pramuka di setiap sekolah.
“Sedangkan
kehendak untuk meningkatkan cakupan sehingga semua murid sekolah ikut
dalam pendidikan kepramukaan, kiranya dapat dicapai melalui dua hal,”
kata Kak Azrul. Pertama, mengupayakan pendidikan kepramukaan menarik bagi para siswa. Untuk ini pelbagai faktor penarik (pull factors) harus
dapat dilakukan, antara lain menyediakan pembina yang andal,
melengkapkan gugusdepan dengan pelbagai sarana dan prasarana pendidikan
kepramukaan, serta menyediakan dana operasional gugusdepan.
Kedua, mengupayakan lingkungan sekolah mendorong perkembangan pendidikan kepramukaan. Untuk ini pelbagai faktor pendorong (push factors) harus
dapat dilakukan, antrara lain memasukkan pelaksanaan pendidikan
kepramukaan dalam akreditasi sekolah, memasukkan aktivitas guru pada
penilaian kinerja tahunan, serta memperhitungkan keterlibatan murid
dalam kegiatan kepramukaan pada waktu menetapkan siswa teladan.
Rangkaian
HUT Gerakan Pramuka ke-52 akan diisi pula oleh acara Tabur Bunga di
Tamam Makam Pahlawan Kalibata, makam Jenderal Soeharto dan Ibu Tien
Soerharto, makam Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan di perairan Kepulauan Seribu. Selain
itu pada 9-14 September akan diadakan Karang Pamitran Nasional yang
diikuti 4.000 pembina pramuka utusan 400 kwartir cabang seluruh
Indonesia.
Sementara itu pada 3-5
Desember 2013 akan diadakan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka di
Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pertemuan lima tahun sekali ini akan
menetapkan Anggaran Dasar/Rumah Tangga, menyusun Rencana Kerja 2013-2018
dan memilih Ketua Kwarnas periode 2013-2018. Selain
itu akan dibahas terbentuknya dua Satuan Karya (Saka) baru, yakni Saka
Kalpataru (kerja sama Kwarnas dengan Kementrian Lingkungan Hidup) dan
Saka Pariwisata (Kwarnas dengan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif).
Bagaimana pendapat kakak-kakak?
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber gambar dan artikel :
http://pramuka.or.id/news/files/images/197746_5.JPG
http://pramuka.or.id/news/news.php?intID=538
0 Response to "Bagaimana sih implementasi kurikulum 2013 pada Pramuka"
Post a Comment